April 30, 2008

"TUHAN ITU TIDAK ADA"

Akhir April ini beredar di sejumlah milis kisah tentang tukang cukur yang tidak mengakui adanya Tuhan. Anekdot itu menarik, karena sesungguhnya gambaran nyata sebagian besar dasri kita (terlebih bagi yang sedang diuji dengan berbagai hidayah). Saya merasa perlu menampilkan di halaman ini. Siapa tahu bisa jadi bahan perenungan kita.

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat. Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan. Si tukang cukur bilang,"Saya tidak percaya Tuhan itu ada". "Kenapa kamu berkata begitu?" timpal si konsumen. "Begini, coba Anda perhat ikan di depan sana , di jalanan... untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada. Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada. Adakah yang sakit? Adakah anak terlantar? Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi." Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat. Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur. Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (mlungker-mlungker- istilah jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat. Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata, "Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR." Si tukang cukur tidak terima," Kamu kok bisa bilang begitu? Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!" "Tidak!" Elak si konsumen. "Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana ", si konsumen menambahkan. "Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!" Sanggah si tukang cukur. "Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya", jawab si tukang cukur membela diri. "Cocok!" Kata si konsumen menyetujui, "Itulah point utamanya! Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA! Tapi apa yang terjadi, orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini." Si tukang cukur terbengong! Kontemplasi: Ke mana saja wajahmu kau arahkan, maka di sanalah engkau menemukan wajah Tuhanmu. Sebaliknya, jika kau palingkan wajahmu atas kehadirannya, maka semakin jauh pula engkau dari hadapanNya. Ia sangat dekat. Bahkan lebih dekat dari urat leher kita sendiri. Bahkan, ketika hidayah telah membimbingmu ke arah jalan lurusnya, maka serasa engkau menemui adaNya di setiap makhluk dan benda-benda di sekelilingmu. Semua yang kau lihat dan sentuh sesungguhnya adalah pengejawantahan Dia Yang Mahapencipta. Karena atas izinnya dan keridhaanNya, kita bisa benar-benar menikmati apa-apa yang disiapkan untuk para khalifahNya di muka bumi ini. Semoga saja, Allah akan terus bersama kita. Tidak menjauhkan diri ini dari segala kebaikanNya. Tidak menjauhkan diri ini dari segala nikmatNya. Dan, tidak membiarkan diri larut dengan ketidakmengertian akan adaNya dan kuasaNya. Amien.

Tidak ada komentar: